Oh ibu, usiaku sudah lanjut, namun belum datang seorang pemuda
pun meminangku. Apakah aku akan menjadi perawan seumur hidup?”.
Kira-kira begitulah keluhan seorang gadis Mekah yang berasal dari Bani
Ma’zhum yang kaya raya. Mendengar keluhan si anak, ibunya lantas kalang
kabut untuk mencarikan jodoh buat puterinya. Berbagai ahli nujum dan
dukun ditemuinya. Ia tidak perduli berapa banyak uang yang harus
dikeluarkan, yang penting anaknya segera dapat jodoh.
Namun, sayang usaha si ibu sia-sia. Janji-janji sang dukun cuma
bualan belaka. Sekian lama menunggu jejaka,tetapi yang ditunggu tidak
pernah kunjung tiba. Melihat keadaan itu, gadis Bani Ma’zhum yang
bernama Rithah al-Hamqa menjadi semakin bermuram durja. Tidak ada
kerjaan lain yang diperbuat, kecuali berdiri di depan cermin sambil
terus bertanya, “Mengapa sampai hari ini tidak kunjung datang seseorang
yang akan menikahiku?”